3 Momen Ricuh Terburuk dalam Sejarah Liga Indonesia
Sponsored Post
Para pecinta Liga Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi melihat kericuhan yang terjadi saat pertandingan bola. Tahun 2017 disebut-sebut sebagai tahun bangkitnya sepakbola Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari federasi yang mulai bersatu. Namun ternyata memasuki akhir musim atau akhir tahun, justru nama sepakbola Indonesia kian tercoreng lantaran banyaknya kerusahaan yang dilakukan oleh pemain, penonton, sampai wasit. Kerusahan ini semakin terjadi di penghujung kompetisi. Momen ricuh juga selalu mewarnai berita sepak bola indonesia terbaru.
Tanpa maksud memperkeruh suasana, berikut beberapa kerusahan terburuk yang terjadi di kompetisi sepakbola Indonesia baik di Liga 1 dan Liga 2 tahun 2017.
1. Baku Hantam antara Persewangi vs PSBK Blitar
Caci maki hingga terjadinya baku hantam mewarnai Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Selasa, 10 Oktober 2017 lalu. Dua klub Jawa Timur di Liga 2 2017 ini tidak patut dicontoh. Bukan layaknya pertandingan bola, namun pertandingan ini mirip duel gladiator. Kejadian ini bermula saat wasit, Suhardiyanto mengeluarkan kartu merah untuk pemain Persewangi Didik Ariyanto yang didakwa melakukan pelanggaran terhadap lawan mainnya ketika laga baru dimulai beberapa menit. Tentu kemenangan 1-0 bagi PSBK menjadi viral sejagat raya.
3. Laga Madura vs Borneo FC menjadi Mimpi Buruk Wasit Asing
Pecinta Liga Indonesia tentu belum ingat kejadian pada tanggal 14 Oktober 2017 lalu. Saat itu ada pertandingan antara Madura United dengan Borneo FC. Awalnya Madura United mendapatkan poin secara mulus. Kala itu Fachrudin Aryanto mampu membawa harapan Madura United untuk menang dengan satu gol pada menit ke-34. Disusul kembali oleh Borneo FC yang menyamakan kedudukan pada menit ke-62 berkat kaki Falvio Junior.
Setelah kedudukan sama, permainan cukup keras. Beberapa kali wasit asing asal Iran, Hasan Akrami membuat pemain Madura United melayangkan protes keras setelah gol yang dicetak oleh Dane Milovanovis dianulir. Keputusan Hasan yang tidak jelas ini membuat para pemain Madura United marah hingga akhirnya berubah menjadi kartu kuning. Kericuhan ini berlangsung cukup panas dan memakan waktu hingga Hasan berusaha untuk meninggalkan lapangan dengan berlari. Saat meninggalkan lapangan, seorang pria yang tak dikenali identitas menendangnya hingga wasit asal Iran ini harus dievakuasi.
3. Suporter Tewas saat Persita Tangerang vs PSMS Medan
Selain wasit, kini suporter yang menjadi korbannya. Kericuhan ini terjadi kala Persita Tanggerang kontra PSMS Medan yang digelar di Stadion Mini Cibinong, Rabu, 11 Oktober 2017. Salah satu suporter Persita, Banu Rusman menjadi korban. Banu Rusman meninggal dunia lantaran mengalami pendarahan otak setelah dirawat selama 15 jam di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Cawang, Jakarta Selatan.
Masih banyak berita tentang kericuhan sepak bola di Indonesia. Dapatkan informasi kericuhan bola terkini yang bisa Anda dapatkan di Portal Berita Bola EyeSoccer.
Tanpa maksud memperkeruh suasana, berikut beberapa kerusahan terburuk yang terjadi di kompetisi sepakbola Indonesia baik di Liga 1 dan Liga 2 tahun 2017.
1. Baku Hantam antara Persewangi vs PSBK Blitar
Caci maki hingga terjadinya baku hantam mewarnai Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Selasa, 10 Oktober 2017 lalu. Dua klub Jawa Timur di Liga 2 2017 ini tidak patut dicontoh. Bukan layaknya pertandingan bola, namun pertandingan ini mirip duel gladiator. Kejadian ini bermula saat wasit, Suhardiyanto mengeluarkan kartu merah untuk pemain Persewangi Didik Ariyanto yang didakwa melakukan pelanggaran terhadap lawan mainnya ketika laga baru dimulai beberapa menit. Tentu kemenangan 1-0 bagi PSBK menjadi viral sejagat raya.
3. Laga Madura vs Borneo FC menjadi Mimpi Buruk Wasit Asing
Pecinta Liga Indonesia tentu belum ingat kejadian pada tanggal 14 Oktober 2017 lalu. Saat itu ada pertandingan antara Madura United dengan Borneo FC. Awalnya Madura United mendapatkan poin secara mulus. Kala itu Fachrudin Aryanto mampu membawa harapan Madura United untuk menang dengan satu gol pada menit ke-34. Disusul kembali oleh Borneo FC yang menyamakan kedudukan pada menit ke-62 berkat kaki Falvio Junior.
Setelah kedudukan sama, permainan cukup keras. Beberapa kali wasit asing asal Iran, Hasan Akrami membuat pemain Madura United melayangkan protes keras setelah gol yang dicetak oleh Dane Milovanovis dianulir. Keputusan Hasan yang tidak jelas ini membuat para pemain Madura United marah hingga akhirnya berubah menjadi kartu kuning. Kericuhan ini berlangsung cukup panas dan memakan waktu hingga Hasan berusaha untuk meninggalkan lapangan dengan berlari. Saat meninggalkan lapangan, seorang pria yang tak dikenali identitas menendangnya hingga wasit asal Iran ini harus dievakuasi.
3. Suporter Tewas saat Persita Tangerang vs PSMS Medan
Selain wasit, kini suporter yang menjadi korbannya. Kericuhan ini terjadi kala Persita Tanggerang kontra PSMS Medan yang digelar di Stadion Mini Cibinong, Rabu, 11 Oktober 2017. Salah satu suporter Persita, Banu Rusman menjadi korban. Banu Rusman meninggal dunia lantaran mengalami pendarahan otak setelah dirawat selama 15 jam di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Cawang, Jakarta Selatan.
Masih banyak berita tentang kericuhan sepak bola di Indonesia. Dapatkan informasi kericuhan bola terkini yang bisa Anda dapatkan di Portal Berita Bola EyeSoccer.